Seiring berkembangnya
suatu Negara dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang sangat pesat, namun
memiliki permasalahan yang sangat luar biasa dan sangat sulit untuk dihadapi
yaitu “SAMPAH”. Hal tersebut tidak berlaku hanya di Indonesia namun berlaku terhadap
Negara-negara lain yang memiliki masalah yang sangat serius yaitu sampah, namun
dalam penanganan sampah pada masing-masing Negara memiliki cara yang berbeda
dalam menghadapi permasalahan sampah yang selalu terus – menerus ada dan sangat
sulit untuk diselesaikan. Untuk penanganan sampah ini membutuhkan suatu
kesadaran bagi masyarakat dalam membuang sampah. Saat ini sampah di Indonesia
merupakan masalah yang sangat serius bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Jika
permasalahan sampah tidak diselesaikan dari sekarang, suatu saat manusia akan
berdampingan dengan sampah dan juga penyebaran penyakit terhadap manusia oleh
sampah akan terus menghantui masyrakat yang sehat.
Keberadaan sampah yang
berada di Indonesia ini tidak bias dibiarkan karena akan mengancam kesehatan
masyarakat dan juga harus dicarikan solusi khusus dalam penanganan sampah yang
ada di Indonesia. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga dapat memproduksi 4
kg sampah setiap harinya bahkan lebih. Maka dari itu kita harus melihat
pengolahan sampah di Negara maju seperti di Jepang. Maka dari itu, jepang
merupakan Negara yang peduli dengan sampah dan paling unggul dalam pengolahan
sampah khususnya sampah rumah tangga. Masyarakat jepang sudah terbiasa yang
namanya aturan dan kedisplinan sehingga sangat sulit untuk dilanggar.
Jadi, negeri sakura ini
sangat pantas jika sejajar dengan Negara maju yang ada di benua eropa karena
kedisplinan yang tinggi bagi masyarakat jepang. Peraturan buang sampah di Jepang memang agak rumit.
Pembuangan sampah di Jepang memang benar-benar memakai konsep 3R yaitu Reduce
(mengurangi produksi sampah), Reuse ( menggunakan kembali sampah yang ada) dan Recycle
(mengubah sampah menjadi barang baru). Secara prinsip, sampah dibagi dalam
empat jenis, yaitu :
1. Moeru gomi (sampah yang dapat
dibakar) misalnya : kertas, kertas pembungkus makanan, tissue, plastic, sisa
makanan, dan sampah dapur.
2. Moenai gomi (sampah yang tidak dapat
dibakar) misalnya : potongan logam (egnails; sendok; garpu; dsb), periuk rusak,
plastik, kaca, kaleng, dan botol
3. Sodai Gomi (sampah besar) misalnya :
perabot rumah tangga, barang elektronik rumah tangga, sepeda, dll.
4. Shigen gomi (sampah yang bisa didaur
ulang) misalnya : kaleng bekas, botol bekas, Koran bekas,
Di
Negara jepang masing-masing rumah tangga sampah harus dicuci bersih dan mulai
memilah-milah sampah menurut 8 jenis, yaitu :
1. Sampah dapur yang bisa dijadikan pupuk
2.
Kertas : buku, kotak karton bekas barang, karton minuman, dll.
3.
Besi dan aluminium : kaleng minuman,alat dapur dari besi, alat makan, dll.
4.
Plastik : plastik botol,pastik tas belanja, mainan anak-anak, dll.
5.
Sampah yang mengandung bahan kimia, seperti batu baterai dan termometer
6.
Kaca : bola lampu,piring,gelas dan alat rumah tangga lain.
7.
Minyak goreng yang dibuang harus dimasukkan kedalam botol.
8.
Kain : baju, bantal, sprei, dll.
Membuang sampah dengan cari memilah
terlebih dahulu merupakan budaya bagi orang jepang dalam hidup bersih dan jauh
dari penyakit. Dalam membuang sampah, masyarakat jepang membuang sampah
menggunakan kantong plastic bening. Setiap wilayah di jepang menerbitkan
kantong plastic sesuai dengan wilayahnya masing-masing, maka dari itu jika
membuang sampah ke wilayah lain maka petugas kebersihan tidak akan mengangkut
sampah yang beda dengan wilayahnya. Di jepang dalam pengangkutan sampah
memiliki jadwal masing-masing dalam setiap pengangkutan sampah sehingga dalam
pengangkuta sampah tidak saling bertabrakan jadwalnya dan dapat di angkut
dengan rapi.
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) diatur oleh
masing-masing daerah sehingga masing-masing daerah tersebut memiliki tempat
pengolahan sampah di masing-masing daerah. Jangan heran jika kita melihat
lingkungan di jepang itu sangat rapi dan bersih dari sampah. Sistem daur ulang
di Jepang menganut dua langkah dasar. Pertama, pemisahan material dan
pengumpulan. Kedua, pemrosesan dan daur ulang sampah. Di Kurin Senta,
sampah-sampah dimasukkan ke tempat pembakaran. Timbunan sampah yang berasal
dari sisa-sisa makanan, kotoran dapur, dimasukkan ke dalam sebuah tempat
penampungan besar. Ada bungkus tahu, sisa tulang ikan, dan aneka makanan sisa
lainnya dimasukkan ke tempat itu. Dari situ, sampah dimasukkan ke tempat
pembakaran dan kemudian dibakar.
Di Indonesia masih sangat minim kesadaran dalam membuang
sampah pada tempatnya sehingga lingkungan tersebut mudah tercemar oleh bau yang
tak sedap dan banyak wilayah yang terkena banjir oleh sampah. Permasalahan sampah
bagi pemimpin daerah merupakan sebuah permasalahan yang sangat sulit dan rumit
dalam prnganan sampah. Kini masing-masing daerah telah memiliki TPA dan
Pengolahan sampah namun tidak 100% sampah tersebut di olah dengan baik.
Di Indonesia kita sangat mengenal dengan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA), namun di Indonesia TPA dan tempat pengolahan sampah dibedakan
tempatnya dan juga sangat jauh dari tempat pengolahan sampah. Banyak sampah
rumh tangga yang dibuang sembarangan dan menyebabkan dampak negative bagi
lingkunan. Di Indonesia dalam mengatasi sampah bukanlah dikelola dengan baik
seperti sampah yang diangkut oleh petugas kemudian di timbun tetapi tidak di
olah sampah tersebut sehingga terjadinya penumpukan di TPA. Kini sampah
merupakan pemandangan yang biasa bagi masyarakat Indonesia dan juga bau sampah
merupakan hal yang biasa saja bagi masyarakat.
Kini di masing-masing daerah memiliki BANK SAMPAH yang
dipelopori oleh masyarakat sekitar yang sangat serius salam menghadapi sampah.
Bank sampah sama seperti bank pada umumnya namun kita menabung dengan
menggunakan sampah dan kita dapat mengambil uang hasil dari sampah yang kita
kumpulkan dan ditabung ke bank sampah. Bank sampah merupakan tempat proses
pengolahan sampah organic maupun non organic yang dapat di daur ulang dan
digunakan kembali oleh masyarakat. Dengan adanya bank sampah kini masyarakat
sadar dengan dampak lingkungan yang disebabkan oleh sampah. Saat ini bank
sampah mulai marak diberlakukan di masing-masing daerah maupun itu tingkat
kota, kecamatan, kelurahan, atau perumahan. Dengan adanya bank sampah ini
masyarakat dapat menghasilkan uang walaupun berasal dari sampah. So, sampah
juga memiliki dampak positif bagi masyarakat.
KESIMPULAN
Pengolahan sampah di Negara maju
maju seperti jepang sangatlah rapi, teratur, dan bersih. Jika kita mampir ke
negeri sakura, wilayah tersebut bagaikan kota yang tak memiliki masalah tentang
sampah dikarenakan pengolahan sampah yang baik. Namun jika kita terapkan di
Indonesia, sangatlah sulit karena membuang sampah sembarangan menjadi budaya
masyarakat. Tapi setidaknya kita harus memiliki kesadaran dalam membuang pada
tempatnya dan memilah-milah sampah tersebut. Jika sampah tidak dapat dikelola
dengan baik maka yang dihasilkan oleh sampah tersebut merupakan hasil yang
sangat fatal bagi kehidupan maupun kesehatan. Jai, kita sabagai masyarakat
harus menyadari dampak dari pembuangan sampah sembarangan dan system pengolahan
sampah yang baik dan benar.