Senin, 01 Desember 2014

Perbandingan Pengolahan Sampah di Indonesia dengan Negeri Sakura (JEPANG)

Seiring berkembangnya suatu Negara dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang sangat pesat, namun memiliki permasalahan yang sangat luar biasa dan sangat sulit untuk dihadapi yaitu “SAMPAH”. Hal tersebut tidak berlaku hanya di Indonesia namun berlaku terhadap Negara-negara lain yang memiliki masalah yang sangat serius yaitu sampah, namun dalam penanganan sampah pada masing-masing Negara memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi permasalahan sampah yang selalu terus – menerus ada dan sangat sulit untuk diselesaikan. Untuk penanganan sampah ini membutuhkan suatu kesadaran bagi masyarakat dalam membuang sampah. Saat ini sampah di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Jika permasalahan sampah tidak diselesaikan dari sekarang, suatu saat manusia akan berdampingan dengan sampah dan juga penyebaran penyakit terhadap manusia oleh sampah akan terus menghantui masyrakat yang sehat.
Keberadaan sampah yang berada di Indonesia ini tidak bias dibiarkan karena akan mengancam kesehatan masyarakat dan juga harus dicarikan solusi khusus dalam penanganan sampah yang ada di Indonesia. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga dapat memproduksi 4 kg sampah setiap harinya bahkan lebih. Maka dari itu kita harus melihat pengolahan sampah di Negara maju seperti di Jepang. Maka dari itu, jepang merupakan Negara yang peduli dengan sampah dan paling unggul dalam pengolahan sampah khususnya sampah rumah tangga. Masyarakat jepang sudah terbiasa yang namanya aturan dan kedisplinan sehingga sangat sulit untuk dilanggar.
Jadi, negeri sakura ini sangat pantas jika sejajar dengan Negara maju yang ada di benua eropa karena kedisplinan yang tinggi bagi masyarakat jepang. Peraturan buang sampah di Jepang memang agak rumit. Pembuangan sampah di Jepang memang benar-benar memakai konsep 3R yaitu Reduce (mengurangi produksi sampah), Reuse ( menggunakan kembali sampah yang ada) dan Recycle (mengubah sampah menjadi barang baru). Secara prinsip, sampah dibagi dalam empat jenis, yaitu :

1.    Moeru gomi (sampah yang dapat dibakar) misalnya : kertas, kertas pembungkus makanan, tissue, plastic, sisa makanan, dan sampah dapur.
2.    Moenai gomi (sampah yang tidak dapat dibakar) misalnya : potongan logam (egnails; sendok; garpu; dsb), periuk rusak, plastik, kaca, kaleng, dan botol
3.    Sodai Gomi (sampah besar) misalnya : perabot rumah tangga, barang elektronik rumah tangga, sepeda, dll.
4.    Shigen gomi (sampah yang bisa didaur ulang) misalnya : kaleng bekas, botol bekas, Koran bekas,

Di Negara jepang masing-masing rumah tangga sampah harus dicuci bersih dan mulai memilah-milah sampah menurut 8 jenis, yaitu :
1.  Sampah dapur yang bisa dijadikan pupuk
2. Kertas : buku, kotak karton bekas barang, karton minuman, dll.
3. Besi dan aluminium : kaleng minuman,alat dapur dari besi, alat makan, dll.
4. Plastik : plastik botol,pastik tas belanja, mainan anak-anak, dll.
5. Sampah yang mengandung bahan kimia, seperti batu baterai dan termometer
6. Kaca : bola lampu,piring,gelas dan alat rumah tangga lain.
7. Minyak goreng yang dibuang harus dimasukkan kedalam botol.
8. Kain : baju, bantal, sprei, dll.

            Membuang sampah dengan cari memilah terlebih dahulu merupakan budaya bagi orang jepang dalam hidup bersih dan jauh dari penyakit. Dalam membuang sampah, masyarakat jepang membuang sampah menggunakan kantong plastic bening. Setiap wilayah di jepang menerbitkan kantong plastic sesuai dengan wilayahnya masing-masing, maka dari itu jika membuang sampah ke wilayah lain maka petugas kebersihan tidak akan mengangkut sampah yang beda dengan wilayahnya. Di jepang dalam pengangkutan sampah memiliki jadwal masing-masing dalam setiap pengangkutan sampah sehingga dalam pengangkuta sampah tidak saling bertabrakan jadwalnya dan dapat di angkut dengan rapi.
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) diatur oleh masing-masing daerah sehingga masing-masing daerah tersebut memiliki tempat pengolahan sampah di masing-masing daerah. Jangan heran jika kita melihat lingkungan di jepang itu sangat rapi dan bersih dari sampah. Sistem daur ulang di Jepang menganut dua langkah dasar. Pertama, pemisahan material dan  pengumpulan. Kedua, pemrosesan dan daur ulang sampah. Di Kurin Senta, sampah-sampah dimasukkan ke tempat pembakaran. Timbunan sampah yang berasal dari sisa-sisa makanan, kotoran dapur, dimasukkan ke dalam sebuah tempat penampungan besar. Ada bungkus tahu, sisa tulang ikan, dan aneka makanan sisa lainnya dimasukkan ke tempat itu. Dari situ, sampah dimasukkan ke tempat pembakaran dan kemudian dibakar.

Di Indonesia masih sangat minim kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya sehingga lingkungan tersebut mudah tercemar oleh bau yang tak sedap dan banyak wilayah yang terkena banjir oleh sampah. Permasalahan sampah bagi pemimpin daerah merupakan sebuah permasalahan yang sangat sulit dan rumit dalam prnganan sampah. Kini masing-masing daerah telah memiliki TPA dan Pengolahan sampah namun tidak 100% sampah tersebut di olah dengan baik.
Di Indonesia kita sangat mengenal dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun di Indonesia TPA dan tempat pengolahan sampah dibedakan tempatnya dan juga sangat jauh dari tempat pengolahan sampah. Banyak sampah rumh tangga yang dibuang sembarangan dan menyebabkan dampak negative bagi lingkunan. Di Indonesia dalam mengatasi sampah bukanlah dikelola dengan baik seperti sampah yang diangkut oleh petugas kemudian di timbun tetapi tidak di olah sampah tersebut sehingga terjadinya penumpukan di TPA. Kini sampah merupakan pemandangan yang biasa bagi masyarakat Indonesia dan juga bau sampah merupakan hal yang biasa saja bagi masyarakat.
Kini di masing-masing daerah memiliki BANK SAMPAH yang dipelopori oleh masyarakat sekitar yang sangat serius salam menghadapi sampah. Bank sampah sama seperti bank pada umumnya namun kita menabung dengan menggunakan sampah dan kita dapat mengambil uang hasil dari sampah yang kita kumpulkan dan ditabung ke bank sampah. Bank sampah merupakan tempat proses pengolahan sampah organic maupun non organic yang dapat di daur ulang dan digunakan kembali oleh masyarakat. Dengan adanya bank sampah kini masyarakat sadar dengan dampak lingkungan yang disebabkan oleh sampah. Saat ini bank sampah mulai marak diberlakukan di masing-masing daerah maupun itu tingkat kota, kecamatan, kelurahan, atau perumahan. Dengan adanya bank sampah ini masyarakat dapat menghasilkan uang walaupun berasal dari sampah. So, sampah juga memiliki dampak positif bagi masyarakat.

KESIMPULAN
            Pengolahan sampah di Negara maju maju seperti jepang sangatlah rapi, teratur, dan bersih. Jika kita mampir ke negeri sakura, wilayah tersebut bagaikan kota yang tak memiliki masalah tentang sampah dikarenakan pengolahan sampah yang baik. Namun jika kita terapkan di Indonesia, sangatlah sulit karena membuang sampah sembarangan menjadi budaya masyarakat. Tapi setidaknya kita harus memiliki kesadaran dalam membuang pada tempatnya dan memilah-milah sampah tersebut. Jika sampah tidak dapat dikelola dengan baik maka yang dihasilkan oleh sampah tersebut merupakan hasil yang sangat fatal bagi kehidupan maupun kesehatan. Jai, kita sabagai masyarakat harus menyadari dampak dari pembuangan sampah sembarangan dan system pengolahan sampah yang baik dan benar.