Senin, 06 Juni 2016

Cara memberantas terorisme pasif

Nama : Andhika Lukman
NPM : 20412745
Kelas : 4IC02

Teror atau terorisme, dua kata yang identik dengan menakut-nakuti bahkan tak jarang juga di identikkan dengan kekerasan. Atau dengan kata lain, terorisme adalah suatu cara atau taktik atau strategi yang digunakan oleh kelompok radikal dalam melakukan aksi, ancaman, dan kekerasan demi mencapai tujuan tertentu. Dimana cara atau taktik yang digunakan adalah menanamkan ketakutan dan teror kepada korbannya yang telah dipilih secara acak, dengan tujuan memberikan ketidaknyamanan atau ketidakamanan ditengah masyarakat.
            Berbicara tentang terorisme, dalam beberapa tahun belakangan ini aksi terorisme semakin merajalela, baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya. Bahkan di mata masyarakat di anggap sebagai salah satu ancaman potensial, karena keberadaannya telah membuat semua orang menjadi cemas, takut, dan juga was-was.
           Secara garis besar, terorisme terbagi menjadi dua peran. Peran pertama adalah teroris aktif dan kedua adalah teroris pasif. Apa itu teroris pasif? Terorisme pasif adalah teroris yang bergerak dengan soft dalam elemen-elemen masyarakat yang mempunyai maksud menyebarkan paham-paham terorismenya kepada masyarakat luas dengan tujuan akhir membuat para korban ter’cuci otak’ akan paham-paham tersebut.
       Dewasa ini banyak sekali dilakukan upaya-upaya pemberantasan teroris yang dilakukan pemerintah secara nyata dengan melawan teroris secara adu senjata. Hasilnya memang cukup mengundang kekaguman pada pemberantas teroris yang diutus oleh pemerintah. Namun bagaimanakah upaya pemberantasan teroris pasif? Apa yang harus dilakukan untuk memberantasnya?
            Teroris Pasif memiliki dasar gerakan dengan menmpengaruhi pola pikir seseorang sehingga sang korban seperti di kendalikan dengan ‘ideologi’ baru yang ditanamkan sang penyebar paham terorisme. Dengan demikian untuk memberantasnya, masyarakat harus bisa menyeleksi dan menangkal setiap paham baru yang baru didengar. Tidak mudah percaya begitu saja tanpa ada penjelasan yang jelas (merujuk pada kitab suci Agama). Dengan begitu paham-paham yang akan disebarkan oleh sang teroris tidak mudah merasuk ke dalam pikiran seseorang.
          Selain dari peranan masyarakat itu sendiri, pemberantasan teroris pasif ini dapat dilakukan oleh pemerintah dengan membangun fasilitas-fasilitas pendidikan yang menekankan pada pembentukan karakter (character building) yang berdasar pada ajaran Agama serta norma dan nilai yang baik dalam berbangsa dan bernegara. Dengan sifat yang berkarakter dan kokoh, seseorang tidak akan mudah terpengaruh dengan paham-paham terorisme yang mulai banyak beredar belakangan ini. Teroris pasif  akan sulit bergerak dalam tiap elemen masyarakat, dan penyebaran paham teroris akan berkurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar